Hingga Minggu, 9 Desember 2018, Tim Inavis Polda Lampung dan Forensik Polres Lampung Utara baru menemukan 40 persen jasad gadis malang itu. Namun, Kasatreskrim Polres Lampung Utara AKP Doni Kristian Baralangi menepis kemungkinan Wagiran memutilasi gadis impiannya.
AKP Doni Kristian mengakui rambut dan tengkorak ditemukan terpisah dan sekujur kaki ke bawah belum tampak. “Perlu pemeriksaan saksi, keluarga korban, dan tersangka, untuk memastikannya dimutilasi,” katanya, Minggu Sore, 9 Desember 2018.
Dr. Jims Jims Ferdinan Tambunan, ketua tim Inafis Polda Lampung mengatakan mereka baru menemukan 40 persen anggota tubuh Rantika Anggreini. Jasad tersebut meliputi tengkorak kepala, dada, belikat, selangka, iga tulang anggota gerak, lengan atas-lengan bawah, dan tulang panggul.
Jasad gadis berusia 15 tahun itu, kemudian diserahkan kepada keluarga dan dimakamkan di Dusun Dua Bangun Sari, Labuhan Ratu Pasar, Kecamatan Sungai Selatan, Lampung Utara. Dalam nisan, keluarga menulisnya wafat 1 Oktober 2018.
Wagiran, warga Dusun Purwodadi, Desa Gedung Ketapang, Sungkai Selatan, Lampung Utara diduga membunuh Rantika pada awal Oktober 2018, Ismiranto dan Wagini kehilangan puterinya pada Minggu, 30 September.
BACA JUGA: Gadis Diperkosa dan Dibunuh di Bungamayang
Hari itu, Rantika pamitan kepada pamannya Nuryansin karena diajak Wagiran. Mereka berkenalan lewat facebook. Sang gadis bersedia diajak karena dijanjikan bekerja di sebuah butik pakaian di Bungamayang. Di tengah jalan, pria itu menyatakan hasratnya, tetapi ditolak remaja berusia 15 tahun tersebut. “Sudah tiga kali saya mengatakan suka, tapi ditolak. Dia bilang saya jelek dan hitam,” ujarnya.
Wagiran pun membunuh Rantika dengan mencekiknya. Menggagahinya setelah tak bernyawa. Setelah itu ia bersembunyi di Lampung Timur. Polisi mengendusnya dan menangkapnya, Jumat 7 Desember 2018.
ADI SUSANTO
BACA JUGA: Pemerkosa dan Pembunuh Gadis Bungamayang Ditembak
0 comments:
Posting Komentar