Buka sejak Oktober lalu, dengan menyebut diri sebagai Saburai Durian dan Resto, letaknya berada di pusat kota Bandarlampung, kawasan Jalan Majapahit, Enggal, atau berlokasi di antara Tugu Adipura dan Pahoman.
Penggagasnya Irwan Nasution, “Anak Medan” yang sudah lama dikenal publik Lampung sebagai pengusaha wisata, sejak bersama orang tuanya, Almarhum Muhammad Ridwan Nasution, membuka Lembah Wijau di Sukadanaham, Bandarlampung.
Almarhum Ridwan Nasution berasal dari Mandailing, Sumatera Utara. Sejak zaman dulu, kawasan tempatnya lahir terkenal memiliki durian tembaga, yang hanya ada di Tebing Tinggi, Gunung Baringin, dan Tambangan.
Mahrizal Sinaga, pengusaha, yang belakangan ini menjadi politikus, melihat Irwan Nasution membawa kenangan Sumatera Utara ke Lampung, karena kualitas durian di sana lebih top, sehingga “durian Medan” menjadi nama jualan di Jakarta dan Malaysia.
Julia dan Diana, warga Lampung, mengaku ide Irwan Nasution membuka resto durian tanpa musim akan membuat wisatawan tertarik karena provinsi ini juga dikenal sebagai penghasil durian, meski sebagian di antaranya berasal dari Sumatera Selatan dan Bengkulu.
Irwan Nasution pun mengaku membuat resto durian tanpa musim untuk melengkapi ikon Lampung sebagai penghasil durian.
Karena buka tanpa musim, Irwan menyebut Restonya tidak hanya menjual durian Lampung, tetapi juga menyajikan durian dari daerah lainnya di Sumatera, Jawa, dan luar negeri, terutama varian montong dan musanking.
Adapun harga, bervariasi dari 60 ribu hingga 400 ribu rupiah per buah. Durian lokal tetap lebih murah, meski kelezatannya tak jauh kalah dari impor.
Saburai Durian dan Resto buka dari pukul 10.00 pagi hingga 12.00 malam. Selain durian, restoran juga dilengkapi dengan aneka makanan dan minuman.
PANDAWA
Posting Komentar