pTzHC95kDouQYrsREyhoYFkgZJIas4EQAFJtLwOS
Bookmark

Mau Berobat Tak Punya KIS, Urus BPJS Tak Dikasi

BANDARLAMPUNG (27/11/2017) – Kasiman tinggal di Pewarta, Telukbetung, Bandarlampung, ibukota provinsi yang memiliki Walikota yang sering mengumbar warganya gratis berobat. Di sebuah lingkungan bersanitasi buruk. Untuk masak, minum, dan mandi,  mereka harus beli dua ribu perak per jerigen.

Kalau tak punya uang dan terpaksa pakai air sumur, badannya menjadi gatal. Entah karena itu Kasiman sudah tujuh memanggul daging tumbuh di pipi kirinya. Asalnya cuma sebiji telur. Karena digaruk, jadi membesar.

Ia pernah dibantu seorang dermawan berobat ke RS Cipto di Jakarta. Sudah operasinya gagal, donaturnya mendadak mendapat musibah. Dia juga mencoba ke dukun. “Katanya cuma bisa menghilangkan uratnya, daging tumbuhnya harus dioperasi,” katanya.

Kasiman sendirian saja di gubuknya. Istri dan dua orang anaknya meninggalkannya. Ia tidak mengetahui di mana mereka sekarang.

Kenapa tidak berobat pakai Kartu KIS? “ Saya tidak punya,” katanya, saat ditemui pada Minggu, 26 November 2017.

Pernah punya BPJS? “Sudah dua tahun mengurus,” katanya. Dia mendatangi Lurah, malah dioper ke RT. “Pak RT juga gak tau di mana kantor BPJS,” katanya.

Kasiman mengaku hanya memiliki Kartu Jaminan Kesehatan zaman SBY. “Tetapi sudah tidak berlaku lagi,” ujarnya.

Entah karena sanitasi buruk atau tidak, Kasiman tidak sendiri tidak bisa berobat gratis di Bandarlampung. Seorang tetangganya juga memiliki penyakit kulit, yang ditumbuhi kutil di sekujur tubuhnya.

Lagi pula dia sudah pasrah.  “Dulu saya sampai bawa infus ke mana-mana. Tapi sekarang disuruh  mengurus administrasi untuk berobat, saya nyerah, badan udah gak sanggup lagi.” Kata Kasiman.

LIA DAMAYANTI

0

Posting Komentar

-->