"Jalan Asal" di Pekon Lugusari, Pringsewu

PRINGSEWU (6/12/2017)  – Jabatan sebenarnya kepala urusan kesejahteraan rakyat. Lalu oleh Kepala Pekon diangkat menjadi TPK alias PU-nya  desa. Hasilnya pun berantakan. Karena tidak dikunci di pinggir, baru sebulan dibangun, batu lepas. Badan jalan tidak dipadatkan sesuai teknis. Batu-batu mulai keluar satu persatu  dan banyak semut di bawahnya.

Misafiah, warga Dusun Ngadirejo, Pekon Lugusari, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, mengakui bahwa suaminya ikut kerja pada proyek itu. Tetapi ia tidak puas karena batu mulai menonjol di sana sini. “Lagi pula jalan ini dilewati anak sekolah,” katanya.

Batu yang disusun juga tidak atas dasar teknik pembuatan jalan. Mereka memakai 10.15, padahal seharusnya 5/7. “Diwales sih,” kata Misafiah, tetapi ia tidak melihat jalan itu disirami pasir dulu sebelum dihampar batu.

Sekretaris Pekon Lugusari Wagiman mengaku tidak mengerti teknis pembangunan jalan di sana. Kepala Pekon menyerahkan ke Kaur Kesra, yang kini merangkap TPK.

Di Pekon itu, mereka juga tidak merinci secara detail  proyek pembangunan.  Semuanya glundungan. Pekerjaan onderlagh pada 4 titik Rp96 juta. Demikian juga yang lain. Satu nilai untuk beberapa poin proyek.

EPRIZAL

0 comments:

Posting Komentar