Nurohman, warga Bandarjaya yang dalam perjalanan Merak-Bakau, mengatakan umumnya penumpang panik di saat sedang di Selat Sunda, meski mereka berangkat dengan fery besar. “Seluruh kendaraan bergoyang, termasuk truk,” katanya.
Hingga Jumat dinihari, belum ada pengumuman lebih lanjut dari PT ASDP apakah penyeberangan dibuka kembali atau hanya untuk melayani kapal yang terkatung-katung di laut.
Satlantas Polres Lampung Selatan menahan kendaraan tidak masuk Bakauheni, dengan memasukkan mereka ke rumah-rumah makan sepanjang Kalianda dan Bakauheni.
Di Merak, Polres Cilegon mengarahkan kendaraan sejak Jalan Tol Merak di KM 68 dan 43. Jika masih memungkinkan, kendaraan boleh lewat, tetapi keluar dari Cilegon Barat atau Cilegon Timur.. Kalau sudah lancar, polisi mempersilakan mereka masuk ke areal terminal pelabuhan.
Satlantas Polres Lampung Selatan menahan kendaraan tidak masuk Bakauheni, dengan memasukkan mereka ke rumah-rumah makan sepanjang Kalianda dan Bakauheni.
Di Merak, Polres Cilegon mengarahkan kendaraan sejak Jalan Tol Merak di KM 68 dan 43. Jika masih memungkinkan, kendaraan boleh lewat, tetapi keluar dari Cilegon Barat atau Cilegon Timur.. Kalau sudah lancar, polisi mempersilakan mereka masuk ke areal terminal pelabuhan.
Pelabuhan Bakauheni dan Merak ditutup mulai pukul 17.45 Kamis Sore, 30 November 2017. Tinggi ombak di kedua pelabuhan mencapai 6 meter. Kecepatan angin melebihi 45 knot. Seorang penumpang kapal bernama Aink Aep memposting puting beliung di Selat Sunda.
Keputusan menutup kedua pelabuhan fery, yang menghubungkan Sumatera dan Jawa itu, atas hasil rapat PT ASDP, Gapasdap, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah Banten, dan KSOP Merak.
GELLY
0 comments:
Posting Komentar