Selain jalan masuk telah menjadi kubangan di belasan titik, TPI ini minim fasilitas. “Hingga sekarang SPBU yang dijanjikan Pemerintah belum juga ada. Padahal setiap saat para nelayan membutuhkan solar untuk melaut,” kata Kepala Desa Margasari, Nyoto Suswoyo.
Lagi pula, demikian Nyoto, desain tempat pelelangan ikan tersebut salah dari awal. “Yang bisa sandar hanya kapal-kapal kecil. Sedangkan kapal nelayan yang besar tidak,” katanya.
Pendangkalan muara juga membuat kapal besar susah masuk ke areal tempat pelelangan ikan itu. Akibatnya mereka memerlukan tenaga dan biaya tambahan untuk mengangkut ikan ke dermaga.
Yang membuat Kepala Desa itu risau adalah tidak jelasnya konsep kawasan tempat pelelangan ikan tersebut antara zona penambangan pasir dan zona ikan. “Seharusnya Pemerintah konsisten menjadikan ini sebagai zona nelayan tangkap ikan,” katanya.
Maguto, seorang pedagang yang sering membeli ikan di TPI Kualapenet tidak merasa aneh dengan kerisauan Kepala Desa. “Bupatinya aja cuma pintar pencitraan. Bisanya cuma kampanye. Sudah jadi Bupati, eh, malah pengen jadi gubernur pula,” katanya.
BERIYAN HERMAWAN
1 komentar