Seperti acara nadran di daerah lain di Indonesia, puncak ruwat laut adalah melarung replika perahu ke tengah laut. Hal itu dilakukan setelah ratusan nelayan, dengan puluhan perahu, mengawalnya ke tengah laut. Setelah berdoa, perahu berukuran kecil itu pun dilepas.
Replika perahu berisi rupa-rupa sesaji, mulai dari kepala kerbau, ayam, dan sejumlah hewan. Saat perahu kecil itu tenggelam, anak-anak nelayan melompat ke laut, berebut makanan di dalamnya,
Subandrio, tokoh Kuala Penet, mengatakan Nadran mereka pertahankan setiap akhir tahun untuk menyadarkan nelayan atas apa yang diperolehnya dari laut. “Bersyukur kepada Yang Maha Kuasa yang masih memberi nelayan ikan,” katanya.
Ruwat laut juga dimaksudkan menimbulkan kesadaran bagi para nelayan bahwa keselamatan di laut selama mencari nafkah tidak terlepas dari kekuasaan dan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.
BERIYAN HERMAWAN
Posting Komentar