MERAK (1/12/2017) – Enam Jam. Berangkat dari Bakauheni pukul 11.30 tiba di Merak pukul 17.30. Meskipun siklon tropis cempaka terjadi Selatan Jawa, dampaknya ke Selat Sunda ternyata luar biasa. Beberapa pengendara yang berangkat pagi, mengaku tiba di Merak delapan jam kemudian.
Setelah ditutup pada Kamis malam pukul 17.30 dan dibuka lagi Jumat dinihari pukul 03.00, Kepala KSKP Bakauheni Enrico D Sidauruk mengatakan mereka juga baru berani membuka pelayanan lima terminal menjelang siang hari.
Bahkan hingga sore, demikian Sidauruk, mereka lebih mengkonsentrasikan kendaraan ke Terminal 3. “Makanya tampak ada penumpukan. Sebenarnya upaya kami berjaga-jaga, karena dermaga tiga yang paling aman,” katanya.
Dahsyatnya ombak di Selat Sunda pada Kamis, 30 November 2017, membuat Kemal, warga Kebayoran Lama Jakarta, tidak berani tidur sepanjang perjalanan. Ia kelihatan lebih gelisah saat melihat ombak di Merak lebih tinggi dari saat berangkat di Bakauheni. “Alhamdulillah, Mas. Kita sampai,” katanya saat kapal sudah sandar.
Juraidah, yang membawa cucunya untuk melihat putrinya di Serang, juga tampak tidak tenang sepanjang perjalanan. Sebentar-bentar masuk, tidak lama kemudian keluar lagi. “Lama banget nyampenya,” katanya.
Belasan kapal lepas jangkar di Merak. GM PT ASDP Indonesia Ferry Merak Fahmi Alweni mengatakan mereka hanya berani melepas kapal berkapasitas besar, seperti KMP Portlink. “22 kapal yang beroperasi hari ini, namun kita tetap berusaha menjaga keselamatan penumpang, dengan tidak melepas kapal berbobot rendah,” katanya.
Suparti, seorang pedagang di Kapal Trimaskanaya, mengatakan selama menjadi pedagang, ia baru melihat ombak setinggi pada hari Kamis. Namun ia mengaku sudah biasa dengan ombak selama berjualan di kapal
.
Seorang pria muda terdiam karena mengutarakan kegelisahannya soal lamanya tiba di Merak. “Kenapa gak naik pesawat aja, Mas,” kata seorang tukang jamu, yang sudah berjualan di kapal belasan tahun.
SIGIT S DAN GELLY
0 comments:
Posting Komentar