Menurut Ketua PAN Lampung itu, merekalah yang pertama merekomendasi Arinal menjadi calon gubernur. “Tapi fakta yang terjadi di lapangan, tau-tau deklarasi, ini kalau bahasa kerasnya, kurang ajar ini kawan ini kalau begini, tidak butuh saya lagi,” katanya.
Zainudin mengatakan ia tidak menggertak Arinal. “Nggak ada komunikasi, nggak datang. Mestinya calon pemimpin itu datang, kita duduk baik-baik...suka atau tidak suka, namanya musyawarah itu kita harus setuju,” katanya.
Ketua PAN Lampung itu mengatakan bukan PAN yang meninggalkan Arinal. “Arinal yang kabur dari PAN. Jadi kalau dia mau lagi... ibarat cerai sudah talak tiga, harus bicara dari awal. Kalau dianggap cuek ya saya cuekin juga,” katanya.
PAN mengeluarkan rekomendasi, demikian Zainudin, karena materinya berisi mengajak partai lain bergabung, termasuk PKB dan Gerindra. “Adapun untuk menentukan pasangan, calon wakil gubernur, tidak sepakati waktu itu...kita melihat popularitas dan elektibitinya dulu,” ujarnya.
PKB mendeklarasikan pasangan Arinal dan Chusnunia Chalim pada Rabu, 20 Desember 2017. Pengumuman itu mengejutkan pengurus PAN di Lampung. Segenap pengurus DPW mengumpulkan seluruh DPD. Hasilnya, hingga Kamis, 21 Desember 2017, partai yang diketuai Zulkifli Hasan itu menarik dukungan kepada Arinal.
GELLY
0 comments:
Posting Komentar