Naluri wartawan mendorong kami melupakan hujan yang masih turun. Kami bergegas ke gudang yang dimaksud dalam WhatsApp itu. Informasinya tidak salah. Belasan orang sedang sibuk mengangkuti barang ke sebuah truk dan pickup.
Barang-barang yang diangkut umumnya dus-dus susu. Tetapi banyak juga bungkusan barang anti pecah, bal kertas, bungkusan kaos, dan ragam lainnya. Di salah satu gudang terdapat tulisan “Lampung Tengah”.
Ketika kami bertanya di mana penyimpanan banner, seorang petugas menunjuk gudang di sebelahnya. Kami masuk ke dalam. Ternyata benar. Banyak banner Arinal di sana. Namun, saat mengamati, memotret, dan mengambil video, mendadak pintunya ditutup dari luar.
“Waduh kita disekap,” kata temanku. Kami buru-buru lari keluar, meski lebar pintu tinggal seukuran tubuh.
Besoknya, kami ke sana lagi. Bangunan yang sering disebut-sebut gudang Yamaha itu sudah kosong dari barang-barang sehari sebelumnya.
LIA DAMAYANTI
0 comments:
Posting Komentar