Awalnya, Komisi D DPRD hanya diterima HRD Martalia Klara. Beberapa saat kemudian muncul Hendra, wakil manajer perusahaan. Pimpinan ke mana? “Tidak bisa berbahasa Indonesia,” kata Klara.
Dalam kunjungan itu sang HRD mengakui sejumlah karyawan yang kecelakaan pada November dan Desember Tahun 2017 tidak memakai pakaian safety. Peralatan kerja tersebut terlambat datang dari dari Cina. “Paling lambat akhir bulan ini sudah datang semuanya,” kata Klara.
Jumlah karyawan di pabrik itu lumayan banyak: 329. Tapi gaji pokoknya hanya Rp700 ribuan. Pernyataan ini membuat seorang anggota DPRD terbelalak. “Dengan risiko pekerjaan seperti itu?” katanya. Klara mengatakan gaji pokok belum termasuk tunjangan. Depnaker sudah menasehati mereka soal komponen gaji. Sebelumnya, mereka, bahkan menggaji mingguan.
Ketua Komisi D DPRD Lampung Selatan Yuli Gunawan mengatakan mereka sebenarnya bangga dengan kehadiran PT San Xiong Steel Indonesia di Lampung Selatan. “Ketika tenaga kerja tidak safety, apalagi tidak sejahtera, akan ada tindak lanjut nanti,” katanya.
GELLY
0 comments:
Posting Komentar