Pesantren Almunir Sukoharjo Bantah Kiainya Cabul

SUKOHARJO (8/1/2018) – Humas Pesantren Al-Munir Sukoharjo, Pringsewu, membantah kiainya mencabuli empat santri. “Kami membantah berita tersebut ...Itu fitnah yang sangat keji ,” katanya, Senin, 8 Januari 2018.

Radnan Arif mengatakan , hingga Senin, aktivitas di pesantren tersebut berjalan normal. Hal itu, menurutnya,bisa dilihat dari aktivitas belajar yang masih terus berlangsung dan masih banyak pasien datang untuk berobat.

Humas Pesantren itu mengatakan pesantren Al-Munir milik orang banyak. “Di sini yang berobat bukan hanya orang Islam ...dari non-Islam juga banyak. Jadi pesantren ini bukan hanya milik orang Islam ansich...milik semua umat manusia,” katanya.

Pengobatan di Al-Munir, demikian Radnan, dilaksanakan terbuka. “Tidak ada..seperti yang dikatakan tempat tertutup...atau malam hari....semuanya dilakukan di pendopo ini..,” katanya.

Pada Kamis, 4 Januari yang lalu, Kasatreskrim Polres Tanggamus AKP Hendra mengatakan empat orang santri berusia 16 dan 17 tahun mengadukan kiai pondok pesantrennya ke Polres Tanggamus. Mereka merasa dicabuli berulang kali oleh sang kiai karena selalu ditelanjangi saat berobat.

Kasatreskrim Polres Tanggamus AKP Hendra mengatakan, karena pelaporannya baru pada Januari 2018, polisi baru sebatas memeriksa pelapor dan saksi. “Kita akan memeriksa pimpinan pesantren, kemudian,” katanya.

AKP Hendra mengatakan pertemuan pengobatan para santri sudah berlangsung dari 4 sampai 6 bulan dan tiap santri sudah ditelanjangi minimal lima kali. “Soal mereka digauli, yang menentukan nanti hasil visum,” katanya.

Syahreng, wakil Ketua LSM Cakra Indonesia Pringsewu, adalah yang mendampingi para santri ke polisi. Pada awalnya, mereka tidak mempercayai keterangan para gadis belia itu. Namun, setelah mendatangi pondok pesantren dan disambut dengan marah-marah oleh sang kiai, mereka memutuskan mendampingi para pelajar ke polisi.

EPRIZAL

0 comments:

Posting Komentar