Wayan, kepala Desa Rantau Jaya Ilir, mengatakan salah seorang warganya bernama Rintin yang melihat pertama buaya tersebut. Tiga warga yang lain lalu berusaha menangkapnya dan membawanya ke kantor desa.
Rintin, warga yang pertama menemukan buaya itu, sudah lama mencurigai binatang tersebut masuk ke peternakan itiknya. “Sudah lebih dari 300 ekor yang hilang atau mati. Kena sentuh sedikit saja sama buaya, itiknya langsung mati,” katanya.
Selasa Siang, saat melihat peternakan itiknya, ia menemukan darah di mana-mana. Ternyata di peternakannya itu sudah menganga seekor buaya. “Saya langsung kabur dan memanggil anak,” kata Rintin.
Tiga warga awalnya berusaha menangkap dengan jarring. Karena tidak berhasil mereka membuat segitiga kayu dan berhasil menjepitnya. “Tadinya mau dibunuh, tapi saya tidak memperbolehkan,” kata Rintin.
Suryadi, polisi kehutanan dari Way Kambas memuji keberanian warga dan mengingatkan Rintin atas kemungkinan datangnya kawanan buaya lain ke peternakan itiknya, yang berada di pinggir rawa.
Sat bermusyawarah dengan kepala desa, bhabinkamtibmas, polisi kehutanan itu menyarankan buaya tersebut untuk ditangkar atau dikembalikan ke habitatnya. Namun warga meminta tidak di sekitar rawa mereka, karena sudah trauma.
HARIYANTO
Posting Komentar