Dari RS Spesial, Supomo Ke Puskesmas Lagi

METRO (17/2/2018) – Historys Supomo tak menyangka efek jatuh dari pohon kelapa dua tahun yang lalu belum berkesudahan hingga awal tahun ini.  Pria berusia 48 tahun itu kembali tertatih-tatih ke puskesmas, mengobati punggungnya setelah kehabisan bantuan berobat di Pulau Jawa.

Warga kelurahan Karang Rejo 23 Metro Utara itu sebenarnya sudah setahun berobat ke RS Siaga Medika di Banyumas. Ia dibiayai Jamkesmas dan Program Peduli Kasih Indosiar. Karena kehabisan biaya, ia dan keluarganya pulang lagi ke Metro.

Supomo mencoba ke Puskesmas Karangrejo, Metro, karena tak mampu lagi berobat di rumah sakit spesial tulang. Seandainya dirujuk ke RS Abdoel Moeloek pun, rumah sakit itu sudah pernah menolaknya, hingga harus pindah ke Banyumas.

Selama ini Supomo, memang, tidak memiliki pekerjaan tetap. Saat jatuh dari pohon kelapa setinggi 10 meter di belakang rumahnya, ia bekeja serabutan. Ia juga harus memikirkan empat orang anaknya. Karena tidak sanggup membiayainya, salah seorang dari mereka diserahkan ke orang lain.

Saat mendatangi Puskesmas Karangrejo pada Jumat, 16 Februari yang lalu, ia juga mengeluhkan tidak memiliki kloset duduk. “Kalau wc biasa ia buang air besar sambil berdiri, sering juga sambil tiduran,” kata Sari, isterinya.

Dr. Peni, yang memeriksanya di Puskesmas Karangrejo juga masih perlu menganalisis kembali penyakit Supomo. “Kita periksa gula darahnya terlebih dahulu,  kemudian  lukanya, dan nanti hasilnya apakah bisa ditangani di sini atau dibawa ke rumah sakit,"katanya.

Mendengar itu, Sari, sang isteri, terdiam saja. Yang ia pikirkan saat ini apakah ada fasilitas dari Pemerintah atau bantuan dermawan lagi untuk melepaskan “pen besi” yang masih melekat di tulang belakang tubuh suaminya.

Lurah Metro Utara Sumartono juga ikut bingung menangani Supomo. Menurut sepengetahuannya, keluarga itu sudah pindah ke Jawa. “Sebelumnya dapat fasilitas raskin, jamkesmas, dan pernah mendapat bantuan Pemerintah,” katanya.

Masih bisa mendapat bantuan lagi? “Status kependudukannya harus jelas dulu, baru memikirkan bantuan buat mereka,” kata Pak Lurah.

BIMA DWI INDARTO

0 comments:

Posting Komentar