Sobirin, salah seorang pemilik keramba apung di Lumbok, mengatakan kerugian petambak, yang mencapai miliaran rupiah, membuat mereka trauma atas tiga hal: apakah Danau Ranau sudah aman untuk dibenihi, penagihan pinjaman dari bank, dan tidak memiliki modal lagi, karena bibit yang dulu juga utangan.
Satu-satunya cara agar petambak iklan di Lumbok Seminung bisa bergairah kembali hanyalah memperoleh bantuan dari Pemerintah. “Ikan mati karena faktor alam, meluapnya air belerang dari Kota Batu, dari Sumatera Selatan, mematikan puluhan ton ikan,” kata Sobirin.
Pemerintah Kabupaten Lampung Barat, hingga kini masih sibuk mengurusi penyebab ikan mati. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Syakhudin menyebut penyebab ikan mati karena kekurangan oksigen. Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Geofisika Kelas III Kotabumi, Markus Samsito menyebut penyebab aktivitas Gunung Seminung.
ROBERT ARIESTA
Posting Komentar