Sudah 106 Tahun, Masih Keliling Jual Kreyeng

KOTABUMI (6/2/2018) – Usianya sudah 106 tahun. Setiap hari, warga Candimas, Lampung Utara itu, berjalan menyusuri jalan protokol dan permukiman di Kotabumi untuk menjajakan kreyeng alias keranjang ayam bertelur.

“Bukan lelah lagi. Capek betul. Cuma karena mencari makan. Kalau tetap di rumah gak ada yang ngasi,” ujar Sadikun saat dijumpai di Jalan Soekarno Hatta, Kotabumi, 6 Februari 2018.

Usia 106 tahun masih jualan? Kakek yang sering dipangil Mbah Dikun itu mengatakan ia kini hidup sendiri. Isterinya meninggal beberapa tahun lalu. Ia tidak memiliki anak kandung. Adapun tiga anak tirinya sudah hidup mandiri bersama keluarganya.

”Cuma tinggal saya  sendiri. Saya di rumah sendiri.  Masak sendiri. Apa-apa sendiri,” ia berkisah.

Masih kuat berjalan? Mbah Dikun senyam-senyum. Ia rupanya pernah masuk tentara laut Jepang saat di kampung halamannya di Kebumen, Jawa Tengah. Tempaan Nippon membuat tubuhnya masih kekar dan terus bersemangat.

Mbah Dikun mengatakan ia menjual satu kreyeng dengan harga Rp 15 ribu rupiah.  Dalam sehari, kadang-kadang laku 20 buah, tetapi sering juga bersisa.

Dalam hari-hari tertentu, ia tidak berjualan karena membuat kreyeng di rumahnya, dengan modal bahan bambu berharga Rp5 ribu untuk satu kreyeng.

Seumur hidup jual kreyeng? “Aku dulu jual geribik. Sekarang sudah nggak laku. Rumah sudah gedung semua,” ujarnya. 

Sekilas ia melirik rumah-rumah di seberang jalan. Menatap dengan  hampa dan kosong.

GUSTI AYU

0 comments:

Posting Komentar