Pihak Dinas Pendidikan dan Pemkab Pesisir Barat, tampaknya, berusaha menyudutkan SDN 3, dengan melupakan inti persoalan: pelajar SDN 3 terlunta-lunta dan menumpang karena sekolah mereka digusur untuk lahan kantor Pemerintah Kabupaten tanpa memikirkan penggantinya terlebih dulu.
Lewat WA, Sri Kurniati, alumni SDN 3 Krui, mengatakan sekolah itu dibongkar pada awal Tahun 2017. “Kalau Bupati dan Kepala Dinas peduli Pendidikan, kenapa tidak memikirkan pengganti terlebih dulu atau kenapa tidak dianggarkan pada Tahun 2018,” katanya.
Rahma, juga lewat WA dan alumni SDN 3 Krui, menilai Bupati dan Dinas Pendidikan Pesisir Barat menelantarkan pendidikan pelajar SD dan SMP. “Kedua-duanya sama-sama terganggu, karena masing-masing harus memenuhi kurikulum,” katanya.
Secara sikologis, demikian Rahma, tidak nyaman menumpang-numpang, apalagi berganti kelas. “Belum lagi dampak terhadap mutu pembelajaran dan pendidikan siswa SDN 3 dalam dua tahun ini, “ katanya.
Heri Taswin, alumni SDN 3 Tahun 1969, meminta Pemerintah Kabupaten dan DPRD menyelesaikan segera persoalan SD Negeri 3 Krui. “Saya sangat sedih dan trenyuh melihat keadaan begini. Saya mohon. Saya sedih sekali,” katanya.
YUAN ANDESTA DAN AMIR HAMZAH
0 comments:
Posting Komentar