pTzHC95kDouQYrsREyhoYFkgZJIas4EQAFJtLwOS
Bookmark

DPRD: Tuak Tidak Cocok dengan Budaya Metro

METRO (26/3/2018) – DPRD Metro menilai minuman tuak tidak cocok untuk Kota Metro.“Benar tuak adalah minuman tradisional masyarakat Batak dalam upacara adat atau keseharian di daerahnya, tapi dampak buruknya jauh lebih besar untuk di daerah kita karena komsumsi yang berlebihan dan ini bukan bagian dari budaya kita di sini,” kata Zas Dianur Wahid dalam rapat paripurna, Senin, 26 Maret 2018.

DPRD Metro menggelar Rapat  Paripurna pembahasan empat raperda. Tampak hadir di sana Wali Kota Metro H. Achmad Pairin, Wakil Wali Kota Djohan, Ketua DPRD Anna Mourinda, pimpinan dan anggota DPRD, dan Forkopimda.

Zas Dianur Wahid, anggota DPRD dari Komisi III, mengatakan empat raperda tersebut tentang narkoba, produksi dan penjualan minuman keras, penyakit menular, dan tata cara akuntabilitas keuangan di lingkungan Pemerintah Kota.

Khusus soal Raperda Narkoba, Zas mengatakan mereka mengajukan untuk menghindari Kota Metro menjadi daerah zona narkoba. Sedangkan produksi dan peredaran minuman keras tidak hanya dimaksudkan untuk produksi pabrikan, tetapi juga minuman tradisional, seperti tuak.

BIMA DWI INDARTO

0

Posting Komentar

-->