pTzHC95kDouQYrsREyhoYFkgZJIas4EQAFJtLwOS
Bookmark

Kisah Warga Negara Batin Amuk Polsek dan PT Austasia (2)

JABUNG (25/3/2018) – Warga Negara Batin, Jabung,  Lampung Timur, mengamuk, membakar sejumlah properti PT Austasia Stockfeed dan mendatangi Kantor Polsek Jabung pada Malam Minggu, 17 Maret 2018 yang lalu, karena mendengar kepala desanya ditahan. (Kades Ditangkap, Ratusan Warga Jabung Datangi Polsek).

Kenapa warga mengamuk? Bagaimana bisa dalam waktu sejam ribuan orang bisa berkumpul membela kepala desanya? Betulkah Kepala Desa hendak ditahan? Berikut wawancara dengan Ibrahim Efendi, warga Negara Batin dan  Zainal Abi, aktivitis sosial Jabung, Lampung Timur.

Ibrahim Efendi mengatakan massa seribuan seperti itu tidak mungkin bisa terkumpul dalam dua jam, kecuali digerakkan hati nurani masing-masing. “Anak-anak kecil saja sudah nggak takut. Tinggal sejengkal pemikiran kita,” katanya.

Menurut Ibrahim Efendi, banyak warga Jabung yang ditembak mati. “Diam saja kami. Karena mereka salah. Ini Kepala Desa nggak salah,” katanya.

Ibrahim Efendi melihat rencana penangkapan kepala desa berkaitan dengan rencana mereka demo ke Kantor Kecamatan. “Kanit Intel menelpon konfirmasi, menanyakan korlap, rencana, dan tujuan demo. “Sore Kepala Desa dibawa,” katanya.

Adapun  Zainal Abi, yang disebut-sebut salah satu provokator penggerak massa ke ke PT Austasia dan Polsek Jabung, mengatakan, “Kalau disebut provokator, apa saya sanggup  mengumpulkan massa sebanyak itu. Ini kan terkait penyelidikan yang tidak berimbang. Kalau mau mengetahui provokator, yang perusahaan itulah,” katanya.

Sebagai aktivis sosial, ia menyayangkan peristiwa itu  “Jika Pemda dan Kepolisian berimbang penyelidikannya, kejadian itu tidak akan terjadi. Masyarakat meminta “terang benderang”. Jangan ada main mata. Sepertinya ada penggiringan. Seharusnya dilihat penyebabnya apa. Saya melihat ketidakadilan telah terjadi. Kalau saya sendiri, saya tidak mau buat keributan. Saya gak mau Jabung ini ribut,” katanya.

Sebagai aktivis, Zainal Abi mengaku malah sudah pernah ditawari fasilitas,  “Mereka memanggil kami untuk program bea siswa dan penawaran fasilitas lain. Tetapi kami menolak. Untuk saat ini, masyarakat tidak mau. Kami merasa ganjil. Kenapa setelah lama berdiri, setelah ada kasus ini, baru ada tawaran. Karena itu kami menolaknya,” katanya.

BENI ALIF SYUHADA

0

Posting Komentar

-->