Martalena mengatakan hal tersebut pada Rabu, 7 Maret 2018, menanggapinya jatuhnya korban di jalanan selama banjir menyerang Lampung Tengah, Metro, dan Lampung Timur, pada akhir Februari yang lalu.
Anggota DPRD dari Fraksi Demokrat itu mengatakan banjir yang terjadi pada 26 Februari yang lalu cukup dahsyat. Saat ia dan sejumlah rekannya ke lokasi pada Selasa, 27 Februari, air sudah sama tinggi dengan jembatan.
“Banyak ular yang keluar dari sungai, masuk ke permukiman. Saya sempat lari karena dikejar ular,” katanya.
Banjir pada Senin, 26 Februari 2018, menelan korban lima tewas di jalanan Lampung Tengah. Seluruhnya akibat terjebak dalam kendaraan yang terseret arus. Tiga orang di Bendosari, Kampung Putih, Gunung Sugih. Dua orang lainnya di Jalan Bekri.
Tiga orang yang meninggal di Bendosari terdiri dari Supangat, usia 61 tahun, meninggal di kemudi. Demikian juga isterinya, Warsinem, usia 58 tahun, cucu mereka Talita, usia 4 tahun. Pagi itu, mereka berada di dalam Kijang Kapsul BE 2331 H yang berpenumpang lima orang. Hanya Palupi, usia 11 tahun, yang selamat.
Sedangkan dua warga meninggal di Bekri terdiri dari Suratno, 40 tahun, sopir truk sawit, warga Tulangbawang, dan Iqbal, pelajar SMA berusia 18 tahun, warga Srimulyo, Bekri, Lampung Tengah, yang berusaha menolong yang tenggelam.
LIA DAMAYANTI
0 comments:
Posting Komentar