YPT, wanita asal Gunung Terang, Air Hitam, Lampung Barat itu, menurut ayahnya LI, berangkat dari rumah mereka pada Rabu, 14 Maret 2018, pukul 14.00. “Saya mengantarnya ke Simpang Air Hitam,” katanya.
Pria berusia 56 tahun itu mengatakan putrinya hendak pulang ke rumah suaminya di Pekon Serungkuk, Kecamatan Belalau, yang berjarak sekitar 16 km dari kediaman mereka. Selintas, ia melihat di Travel Avanza warna hitam yang dinaiki putrinya berpenumpang empat orang, semuanya laki-laki.
Setelah itu tidak ada kabar lagi puterinya. Ia baru mengetahui putrinya dirawat di RSUD Alimudin Umar Liwa pada Sabtu Malam, pukul 18.30.
Sore itu, sekitar pukul 16.30, putrinya ditemukan Hikmah Ridho, sekuriti RSUD Liwa, yang hendak berangkat kerja. Di sekitar Pal 16, di tengah hutan, ia diminta mengecek suara wanita menangis. “Saya mengajak orang lain melihatnya,” katanya.
Hanya beberapa meter dari pinggir jalan raya Liwa-Krui itu, wanita tersebut dalam keadaan shock. Pakaian lusuh. Posisi tersandar ke pohon. Tangan diikat di belakang. Mulut ditutup kain. “Banyak darah di pahanya dan sudah mengering. Terus-terusan menangis. Katanya perutnya sakit, ” kata Ridho.
Karena naik sepeda motor, wanita berusia 25 tahun itu ia dititip di Damri, dan kemudian dibawa ke RSUD dari Pasar Liwa dengan mobil L-300. “Kemaluan luarnya berdarah, mulut berdarah, dan ia merasa nyeri di tenggorokan dan perut,” kata dr. Agung Laksono, dokter yang menangani.
Unit reskrim Polres Lampung Barat belum dapat menyimpulkan YPT sebagai korban kekerasan sekaligus perkosaan atau salah satu di antaranya. Mereka ingin menyidik travel Avanza berwarna hitam yang membawanya dan menduga sopir atau penumpangnya sebagai orang yang menggagahi dan membuang wanita berusia 25 tahun itu.
Sang ayah, ibu, dan keluarga YPT, hingga pukul 22.00 Sabtu Malam sedang berusaha menghubungi suaminya. Terutama setelah dokter di RSUD Liwa memutuskan wanita itu harus dirujuk ke RSUDAM Bandarlampung.
ROBERT ARIESTA
0 comments:
Posting Komentar