“Kembali ke zaman dulu, dikeluhkan juga tidak ada gunanya. Pemerintah tidak mendengar dan kalaupun ngomong, paling berdalih faktor alam,” ujar Suwandi, warga Bekri.
Padahal, demikian Suwandi, kalau Pemerintah mengamati sejak dulu, satu-satunya penyebab jalan rusak di Jalan Wates – Bekri, karena tidak adanya saluran air di kiri kanan jalan atau talud untuk pengamanan badan jalan. “Mungkin Pemerintah lupa, daerah ini perlintasan air dari Tanggamus dan Pringsewu, menuju Metro, Lampung Timur, dan laut lepas,” katanya.
Jalan ini poros ekonomi Lampung Tengah dan Pringsewu. Hasil pertanian atau barang kebutuhan sehari-hari warga melewati jalur ini setiap hari. “Sudah malas ngomentari jalan jelek mas. Yang penting mohon dengan hormat kesadaran Pemerintah memperbaiki,” kata Guntur, seorang sopir truk.
Hampir setiap hari tampak pemandangan truk rusak atau pecah ban di sana. “Sudah perjalanan ditempuh lebih lambat tiga kali dari biasanya, kendaraan sering rusak,” kata Heri, sopir truk lain.
Masih ada tim sukses atau calon gubernur yang berani buat mimpi di sini? “Ya, masihlah mas. Bicaranya selalu jalan tol. Yang hanya kami lewati, mungkin, hanya beberapa kali seumur hidup,” ujar Cuplek, warga Kalirejo.
HARIANTO
0 comments:
Posting Komentar