Agus Darmawan, koordinator swadaya, mengatakan warga mengadakan iuran setiap hari untuk membeli batu dan sirtu karena sudah berapa kali mengadu ke Pemerintah Kabupaten tidak pernah ditanggapi. “Ngadu ke anggota Dewan juga sudah, sampai sekarang tidak terealisasi,” katanya.
Zaini Firdaus, tokoh masyarakat, mengatakan jalan ke arah SP4, eks Transmigrasi itu, terakhir dibangun pada Tahun 1990-an. Setiap hari, para pelajar mesti berjuang keras melewati jalan yang rusak ke sekolah. Belum lagi nilai jual hasil pertanian menjadi rendah karena dibebani ongkos yang tinggi.
Tokoh masyarakat Ngambur itu mengakui pada Tahun 2017 sudah ada perbaikan jalan sebelum Pekon mereka. “Tapi sekarang sudah menjadi lobang lagi. Ada yang dalamnya sampai satu meter,” katanya.
YUAN ANDESTA
0 comments:
Posting Komentar