Meski hanya memiliki tiga lokal, kondisi bangunan tinggal menunggu ambruk. Dinding yang terbuat dari papan sudah banyak pecah atau lapuk. Hanya beberapa jendela kaca yang utuh, lainnya sudah tanpa kaca. Lantainya pun masih semen kasar. Karena sudah lama, tampak seperti tanah liat.
Berdiri sejak Juni Tahun 2011, MTS Miftahul Ulum popular di kalangan masyarakat. Saat kampanye, Bupati Pesisir Barat Agus Istiqlal, rajin ke tempat ini, termasuk menabur janji akan memperbaiki bangunan jika terpilih menjadi kepala daerah.
Janji Agus Istiqlal tidak terealisasi hingga saat ini. “Namanya juga janji pilkada,” kata seorang guru. “Kami tetap menunggu, tetapi tak ingin mengingatnya. Sakit dijanji-janji saja,” katanya.
Sejak Tahun 2014, MTS Miftahul Ulum juga tak tersentuh rehabilitasi atau pembangunan. Para guru dan staf sekolah di sana mengatakan mereka mengajukan setiap tahun. Termasuk untuk anggaran Tahun 2018 dan 2019.
April lalu, Kantor Kementerian Agama Pesisir Barat merilis pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) semester pertama Tahun 2018 sebanyak Rp1,9 miliar. Mereka masih akan mengucurkan tahap kedua pada Agustus atau September mendatang: untuk MI Rp800 ribu per siswa, MTS Rp1 juta per siswa, dan Rp1,4 juta untuk siswa Madrasah Aliyah.
YUAN ANDESTA
0 comments:
Posting Komentar