Berjarak sekitar dua kilometer dari rumahnya, Umar setiap hari menyadap air nira. Hasilnya bisa belasan liter sehari. Dengan kayu yang tak terpakai di sekitar kebun, ia memasaknya selama tiga jam. Pada saat puasa seperti sekarang, ia bisa bolak-balik. “Permintaan meningkat sepuluh kali lipat,” katanya.
Meski banyak order, Umar mengaku tidak bisa menaikkan harga. Ia tetap menjual Rp20 ribu per kg. Harga di pasaran saat ini minimal Rp25 ribu per kg.
Soal ukuran, Umar mengatakan konsumen saat ini lebih memilih ukuran mangkok kecil, daripada batangan seperti dulu. “Mungkin lebih simple menjualnya,” kata Umar.
Bisa menghidupi keluarga ? “Kalau sehari bisa memproduksi 7 kg tentu saja bisa. Apalagi disadap, diproduksi, dan dijual sendiri,” katanya.
PANDAWA AF
0 comments:
Posting Komentar