Menurut Kapolri, momentumnya kebebasan demokrasi. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, ideologi dikembangkan lewat media sosial. Tidak lagi face to face seperti dulu.
Kapolri mengatakan, dari beberapa pelaku terorisme, Kepolisian memperoleh keterangan bahwa mereka terpengaruh dari ideologi mengandung kekerasan, yang disebarkan lewat media sosial. Bahkan dibaiat pun saat ini lewat video call.
M. Titto melihat pelaku radikalisme dan terorisme juga menjadi korban penanaman ideologi lewat media sosial. Ia mencontohkannya dengan pelaku pengeboman di Surabaya beberapa waktu lalu, yang menewaskan puluhan orang.
Penanggulangan terorisme, demikian Kapolri, tidak akan berhasil melalui penegakan hukum atau penembakan. Ia meminta para ulama membantu Pemerintah memerangi ideologi kekerasan, yang mengutip ayat suci AlQuran dengan multi-interpretasi, padahal ajaran Islam tidak mengajarkan hal tersebut..
Pada kesempatan itu Kapolri juga menyinggung penangkapan lima orang terduga teroris di Lampung, yang merupakan jaringan JAD. “Jaringan JAD di Lampung bukan jaringan besar,” katanya.
PANDAWA AF
0 comments:
Posting Komentar