Unjuk rasa dimulai dari Tugu Gajah. Orator mahasiswa mengatakan kenaikan BBM dan regulasi Elpiji 3 kg tidak sesuai dengan amanah Undang-Undang Dasar tentang Kesejahteraan Rakyat. "Masyarakat makin sengsara sekarang," teriaknya lantang.
Selesai di Tugu Gajah, mahasiswa bergerak ke Kantor DPRD Pringsewu dan mendorong sepeda motor mereka saat tiba di sana, sebagai tanda mahasiswa sudah tidak bisa membeli BBM Non- Subsidi yang naik lagi pada awal Juli dan tidak tersedianya premium di mana-mana.
Diterpa terik matahari yang panas di Pringsewu pada Kamis Siang, tidak seorang pun dari anggota DPRD Pringsewu yang menemui mahasiswa ke luar gedung. Elemen mahasiwa PMII dan IMM itu akhirnya masuk ke dalam gedung, mengecek ruangan anggota DPRD.
Baru beberapa saat kemudian, Rahwoyo, anggota DPRD Pringsewu menerima mahasiswa dengan duduk bersila di lantai. Ia menerima elemen mahasiswa sendirian karena anggota Dewan lainnya sedang ke Jakarta.
Efi Ardianto, koordinator mahasiswa, mengatakan kecewa dengan anggota DPRD Pringsewu. Kepada salah seorang yang tidak berangkat ke Jakarta, mereka menyatakan menolak regulasi baru gas LPG, meminta Pemerintah membuat aturan gas LPG 3 kg, meminta jaminan tersedianya gas untuk rakyat menengah ke bawah, dan tidak sembarang menaikkan harga BBM Non-Subsidi, yang akhirnya menjadi konsumsi rakyat menengah ke bawah, karena premium tidak ada.
EPRIZAL
0 comments:
Posting Komentar