Sekretaris Jenderal SPPGE itu mengatakan akuisisi Pertagas melemahkan Pertamina. Membuka peluang anak usaha Pertamina lain, seperti PGE, bakal dilego ke asing. “Lama-lama Pertamina musnah,” katanya.
Menurut Indra, Akuisisi Pertagas oleh PGN dimulai saat penandatanganan perjanjian jual beli saham bersyarat conditional Sales Purcase Agreement (CSPA) antara Perusahaan Gas Negara dengan PT Pertamina tanggal 29 Juni 2018 lalu.
Sekjen SPPGE itu mengatakan, hingga saat ini 100 persen saham Pertagas milik Pertamina. Sedangkan 43 persen saham PGN dimiliki publik, 82 persen dimiliki asing.
Indra mempertanyakan alasan pemerintah menjual Pertagas karena Pertagas sehat. Terkesan terburu-buru, tidak transparan, dan tanpa kajian komprehensif. “Itu sebabnya seluruh unit saat ini bergerak. Protes kepada Pemerintah,” katanya.
Apa dampak keributan di Pertamina? “BBM bisa langka. Harganya akan menyesuaikan dengan pasar, karena Pemerintah tidak lagi menanggung subsidi,” katanya.
Selama ini, demikian Indra, dengan pembebanan subsidi dari Pemerintah kepada Pertamina, BUMN itu rugi Rp19 Triliun per tahun. “Jika terus-menerus angkanya bisa Rp23 triliun. Pertamina tidak lagi memiliki biaya produksi. Pertamina karam. Operator, distribusi BBM dalam negeri dikuasai asing dan harga sesuai pasar,” ujarnya.
AFNAN HERMAWAN
0 comments:
Posting Komentar