Hadir sebagai pembicara dalam kuliah umum itu Prof. Jazi Eko Istiyanto, kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Indonesia, sejumlah dosen dan pembantu rektor, seperti Y. Agus Nurhuda, dan ratusan mahasiswa dari Fakultas Teknik (llmu Komputer dan Elektro), Ekonomi dan Bisnis, Sastra dan Ilmu Pendidikan,
Mahalnya cost tersebut, demikian Nasrullah, mendorong Universitas Teknokrat Indonesia mengadakan kuliah umum, mengundang Prof Jazi untuk memberi pandangan soal listrik tenaga nuklir dan upaya menciptakan cost yang seimbang dengan kemampuan produksi di Indonesia.
Prof Jazi Eko Istiyanto mengatakan mereka tidak bisa berbuat apa-apa soal produksi listrik dari nulir, karena hanya berfungsi sebagai pengawas. “Kita sedang membangun reaktor nuklir yang menghasilkan listrik 10 MW, tetapi tidak boleh dijual,” katanya.
JUHARSA ISKANDAR
Posting Komentar