Melongok Rumah Terduga Teroris Poncowarno, Lampung Tengah

KALIREJO (8/8/2018) – Rumah itu sangat sederhana. Umumnya terbuat dari geribik. Sebagian sudah dibata, tetapi hanya seperempat tinggi bangunan dan belum dipoles. Itulah rumah Danir Sahir, warga Kampung Poncowarno, Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah, yang ditangkap Densus 88 pada Selasa, 7 Agustus.

Rumah itu hanya dihuni dua orang. Meski sudah berusia 61 tahun dan isterinya Handayani berusia 44 tahun, mereka belum dikaruniai anak. Sehari-hari bekerja sebagai penjahit dan berdagang di pasar. Mesin jahit merupakan satu-satunya barang termahal di rumah itu.

Menurut Handayani, sang isteri, suaminya disergap Densus 88 saat sedang shalat ashar. Ia tidak mengetahui kalau petugas yang datang dari mana. “Mereka membawa 3 laptop, dua rusak dan 3 ponsel,” katanya.

Handayani mengatakan ia merasa tidak melakukan kegiatan yang aneh di Poncowarno. Wanita bercadar itu mengaku suaminya pernah nyantri di Muntilan. Ia menyerahkan nasib suaminya kepada Allah. “Soal siapa yang salah dan benar itu hanya urusan Allah,” katanya.

Sobirin, kepala Kampung Poncowarno, mengatakan kegiatan suami isteri itu sama saja dengan warga yang lain. Hanya berbeda dari cara berpakaian. Kalau ada pengajian warga, Danir Sahrir datang. “Tapi dia tidak ikut yasinan atau tahlinan,” katanya.

Kepala Kampung Poncowarno itu kaget jika Sahir disebut ikut Jamaah Ansharut Daulah atau yang sering dikenal dengan singkatan JAD.

SIGIT S

0 comments:

Posting Komentar