Saksi Bisu Peradaban Lampung pada Era Prasejarah

KOTAAGUNG (24/8/20118) – Peradaban di Lampung sudah ada sejak zaman pra-sejarah. Empat situs membuktikan hal tersebut di Lampung Selatan, Lampung Barat, Lampung Timur, dan Tanggamus.

Situs prasejarah di Tanggamus tergolong komplet. Mulai dari abad ke-7: palas pasemah dan bungkuk, abad ke-9: batu bedil, abad ke-10: hujunglangit dan Tanjung raya. Abad ke-14: Prasasti Ulubelu, dan abad ke-15: Bataran Guru Tuha.

Terletak di Pulau Panggung, Tanggamus, untuk menuju ke situs ini berjarak 97 km dari Bandarlampung. Sebelum Pasar Talangpadang, belok kanan di simpang Batutegi, 20 km lagi ke dalam. Ada tiga lokasi situs di sana: batu menhir, batu bedil, dan batugajah. Jarak situs prasejarah dengan era Hindu-Budha hampir 2 km.

Ketiga situs erat berkaitan dengan pemujaan arwah. Batu bedil bangunan megalitik nenek moyang Lampung melakukan ritual ibadah. Prasasti lain terdapat tulisan sansekerta “namo Bhagawate” pada baris pertama dan “swadha”  di baris kesepuluh.

Salah satu situs paling menarik adalah batu bedil. Tinggi 220 cm, lebar 109 cm. Disebut “batu bedil” karena pernah memperdengarkan letusan pada Tahun 1930-an
.
Perkakas manusia di zaman megalitik juga terdapat di sana, yang berfungsi sebagai alat orang pra-sejarah. Di lokasi yang sama ada pecahan keramik dari Dinasti Shong pada abad ke-950 Masehi, dan sejumlah alat gerabah, produk lokal.

Ketiga situs, menurut tiga petugas di sana: Adi Tanaka, Edang Harta, dan Yanto sering dikunjungi pelajar dan warga dari Pulau Jawa. “Tapi kurang memperoleh perhatian dari Pemkab Tanggamus,” kata Adi.

AFNAN HERMAWAN

0 comments:

Posting Komentar