BATANGHARI NUBAN (19/9/2018) - Anak pertama keluarga buruh miskin ini tidak bisa sekolah karena masalah biaya, dan anak keduanya sakit karena kekurangan gizi hingga tak bisa jalan sejak dua tahun silam. Orang tua bocah itu, Nur Ali hanya buruh serabutan dan pendapatannya habis untuk makan sehari-hari.

Keluarga itu sudah bersyukur jika sehari bisa makan kenyang, setidaknya tiga kali. Tapi, kadang berkurang karena uang tidak cukup lagi.

Potrem buram keluarga buruh miskin berjumlah empat orang itu ada di Desa Bumi Jawa Dusun 002 RT 002, RW 005, Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur.

Nur Ali dalam sehari paling tinggi mendapatkan uang Rp50 ribu, itu pun jarang. Kadang ia hanya membawa uang Rp20 ribu atau tidak sama sekali. "Tidak tentu kalau penghasilan saya. Bisa beli makan saja saya sudah bersyukur," katanya, ketika ditemui di rumahnya, Selasa, 18 September 2018.

Karena itu, kata Ali, ia tidak bisa memenuhi semua kebutuhan dua anaknya tersebut. Uang hasil jerih payahnya sudah habis untuk makan saja.

"Kalau boleh berharap dua anak saya ini dibantu. Anak pertama bisa sekolah, yang kedua bisa berjalan lagi," katanya.

Ny Rohani, tetangga Ali menuturkan keluarga tersebut kesehariannya sangat sederhana. "Namanya buruh, penghasilan tidak tentu. Kadang dua minggu dapat Rp300 ribu atau kurang malah," katanya. Dan selama, tambahnya, belum ada bantuan dari pemerintah atau dermawan.

Sekretaris Desa Bumi Jawa Nurdin membantah soal bantuan. Pihaknya sudah memberikan bantuan seperti PKH, KIS, makanan tambahan. "Bahkan, dalam waktu dekat bidan desa akan mengantarkan makanan tambahan," ujarnya.

JUNAIDI