SEKAMPUNG (25/9/2018) - Selama bertahun-tahun hingga hampir 15 tahun, Sarisih hanya bisa menekan sedalam mungkin kerinduannya kepada putri dan keluarganya di Desa Sumbersari, Kecamatan Sekampung, Kabupaten Lampung Timur. Bahkan, ia nyaris putus asa tak bisa bertemu dengan semua orang-orang yang dicintainya di kampung halaman. Situasi yang dihadapinya di Amman, Yordania sangat sulit. Sejak bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia di Yordania tahun 2003, majikannya tidak memperbolehkan ia keluar, paspornya ditahan dan tak pernah diperpanjang majikannya.
Saat itu putrinya, Ferdina Nur Fitria masih berusia enam tahun. Sarisih tak tahu lagi harus berbuat apa agar bisa kembali ke pangkuan keluarganya.
Ferdina yang kini mahasiswi, sejak beberapa waktu lalu mencari tahu keberadaan ibunya dan akhirnya diketahui informasinya. Ferdina menghubungi Kedutaan Besar Indonesia di negara itu, bahkan mengirim surat kepada Presiden dan pejabat di Indonesia.
Usahanya membuahkan hasil, KBRI berhasil membawa keluar Sarisih dari rumah majikannya dan memproses kepulangannya ke Lampung.
"Ini serasa mimpi, bertahun-tahun saya ingin pulang, ketemu keluarga di Lampung," kata Sarisih, ketika ditemui di rumahnya, Selasa, 25 September 2018.
Sarisih mengatakan, kepulangannya tak lepas dari perjuangan putrinya, dibantu pemerintah Indonesia, media, dan pihak lainnya. "Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu saya hingga seperti ini lagi," katanya.
Ferdina, putri Sarisih juga mengemukakan hal serupa. "Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu ibu saya pulang," kata dia.
Widia Wati, kerabat Sarisih juga bahagia karena Ferdina kini bisa bertemu dengan ibu kandung.
Sekretaris Desa Sumbersari Eko berterimakasih kepada semua elemen yang membantu warganya pulang ke kampung halaman. "Semoga pula warga Lampung Timur yang masih tertahan di sana bisa pulang ke kampung halamannya," ujar Eko.
JUNAIDI
Posting Komentar