KOTABUMI (27/9/2018) - Korban perkosaan berusia di bawah umur dan masih berstatus pelajar, hamil lima bulan. Sementara pelakunya, Mat Sani tak lain tetangga korban berusia 48 tahun melarikan diri. Kasus sudah dilaporkan ke polisi tapi hingga kini belum jelas penanganannya. Korban masih berusia 14 tahun tinggal di Kabupaten Lampung Utara, kini hanya bisa tinggal di rumah, sementara sekolahnya di sebuah SMA harus putus di tengah jalan.
Ayah korban, DR ketika ditemui pengurus Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Lampung Utara, Kamis, 27 September 2018, menuturkan, kejadian terbongkar setelah keluarga memeriksa korban ke bidan.
"Anak semata wayang saya ketakutan, tidak menceritakan kejadian sebenarnya. Kami juga tidak curiga selama ini. Sekolah seperti biasa, sehari-hari juga berjalan adanya," katanya.
Namun, keluarga curiga ketika melihat perubahan fisik korban, dan sengaja menjebaknya membawa ke rumah keluarga. Tapi, di tengah jalan dibawa dan diperiksa ke bidan. "Kami terkejut, Pak. Anak saya akhirnya bercerita sebenarnya, dia selama ini diam karena ketakutan diancam pelaku," kata DR.
Korban menuturkan diperkosa dua kali di rumah neneknya. "Saya ketakutan dan tak sanggup bercerita kepada keluarga," ujarnya.
Ketua LPAI Lampung Utara Suwandi dan rombongan Diknas Pendidikan Lampung Utara menegaskan akan mengawal kasus ini hingga tuntas melalui jalur hukum.
"Kami siap membantu memasilitasinya menyelesaikan kasus kekerasaan anak di bawah umur,” kata Suwandi.
ADI SUSANTO
Posting Komentar