Berawal dari hendak membangun cakar ayam di atas lahannya pada Tahun 2004 yang lalu, Raja Hasbuna, sang pemilik, menemukan sumber air di lahannya, yang kini berluas 5 hektare. “Tiba-tiba air muncul begitu saja dan tidak pernah berhenti,” katanya.
Sumber air bersih tersebut hanya 80 cm alias tidak sampai satu meter. Tidak ada pengaruh debit di musim kemarau. “Justru lebih jernih dan malah keruh pada musim penghujan,” katanya.
Pelan tapi pasti, Raja Hasbuna mengaku sudah memiliki tiga unit mobil tanki air sekarang, dengan rata-rata tiap kendaraan 10 rit sehari, ia mengirim air dengan dengan brand Raja ke Kalianda dan sekitarnya.
Ia tidak berminat menjual lagi lahannya, meski ada yang menawar hingga Rp30 miliar. "Air sangat penting bagi kehidupan," katanya.
Ia tidak berminat menjual lagi lahannya, meski ada yang menawar hingga Rp30 miliar. "Air sangat penting bagi kehidupan," katanya.
Jika ada yang minta air ke tempatnya, ia berikan gratis, meskipun diangkut dengan banyak jerigen. “Daerah ini susah air... Apa salahnya mereka mengambilnya,” ujarnya.
GELLY
0 comments:
Posting Komentar