Luas Kampung Sidorejo 560 hektare. Di sinilah bermukim 4.000-an penduduk, dengan 1.000-an KK. Sebagaimana warga sekitarnya, sesepuh mereka datang dengan program trans, saat Pemerintah membuat perkebunan di Lampung Selatan dan Lampung Tengah.
Kawasan ini tidak dialiri irigasi teknis, seperti Pringsewu dan Metro, Kalaupun ada warga yang menanam padi, airnya bergantung tadah hujan. “Sepulang merantau dari Jawa, ini yang menjadi dasar pemikiran saya mengapa menjadi kepala kampung,” kata Supriyanto.
Terpilih menjadi kepala kampung pada Tahun 2014, Supriyanto sepakat dengan pengemuka kampung mengundang tenaga ahli mengubah hidup mereka menjadi wirausaha pertanian, perkebunan, dan peternakan. “Hasilnya kini lumayan,” katanya.
Pada Tahun 2018, tinggal sebagian lagi warga yang Bertani bergantung tadah hujan. Mereka beralih menjadi pekebun sawit dan cokelat yang ditumpangsari karet. Ada puluhan pembudidaya jamur di kampung ini. Puluhan pula yang sukses menjadi peternak kambing.
Itu sebabnya, ketika Pemerintah mengucurkan Dana Desa sejak Tahun 2015, Supriyanto memilih mendengar warga dalam membangun. Pada tahun pertama mereka membangun drainase. “Jalan baru tahun 2016,” katanya.
Diwawancarai secara acak, umumnya warga senang dengan Supriyanto. Salah satu rahasianya, Supriyanto mempermudah segala urusan warga. “Saya yakin dia terpilih lagi,” kata Supri, seorang wirausaha pertanian yang mulai sukses di Kampung itu.
ADV/SIGIT S
Posting Komentar