Kepala Dinas Perikanan Lampung Utara Paswani Hasyim, mengatakan, Selasa, 13 November 2018, kejadian itu sudah berulangkali terjadi, dan pihaknya pernah memanggil para ahli untuk mengecek kelayakan air di Bendungan Wayrarem.
"Ternyata tidak ada gejala apa-apa. Menurut saya ini karena alam atau perubahan iklim, dan petani tidak mengatisipasinya yang membuat ikan mati mendadak," kata dia.
Ia mengatakan, pemerintah sudah melakukan beberapa penyuluhan kepada petani kerambah. Ada 600 lebih keramba apung di Wayrarem, dan ia minta petani mengantisipasi kerugian.
“Saya sudah sering ingatkan jika memasuki musim hujan harus waspada dan mengurangi pembenihannya supaya kerugian bisa diminimalisasi,” kata dia.
ADI SUSANTO
0 comments:
Posting Komentar