Sebagaimana dalam demo pertama dan kedua, unjuk rasa ketiga tak ditanggapi perusahaan BUMN itu. Tak seorang pun pejabat terkait menemui warga. Yang datang justru puluhan polisi dan petugas keamanan.
Sayuti, Ketua RT di Gunung Batin, mengatakan jalan tersebut merupakan jalan utama warga sejak zaman Belanda. “Silakan Tol dibangun agar orang bisa plesiran. Tapi pikirkan kami, rakyat yang tidak bisa mengeluarkan singkong karena jalan diputus,” katanya.
Dwi, warga Gunung Batin, menyayangkan sikap PT Waskita yang tidak peduli dengan protes warga. Pemutusan jalan tersebut membuat warga 4 dusun harus memutar jauh untuk menjual hasil buminya. “Padahal jalan ini sudah ada sejak zaman Belanda,” katanya.
Kasatintel Polres Lampung Tengah AKP Heru, yang memimpin pengamanan, meminta warga membuat surat lagi ke PT Waskita Karya. Ia berjanji mendampingi masyarakat, menyampaikannya ke perusahaan BUMN tersebut. Tampak juga di sana Kasatbinmas AKP Ibnu dan Kapolsek Terusan Nyunyai AKP Abdul Roni.
ZEN SUNARTO
0 comments:
Posting Komentar