Jembatan Ditutup, Seribuan Warga Lampung Tengah Sengsara

SEPUTIH MATARAM (17/11/2018) - Seribuan lebih warga di Kecamatan Seputihmataram, Waypengubuan, dan Terusan Nyunyai, Kabupaten Lampung Tengah, terganggu dan harus mencari jalan alternatif. Pengelola menutup Jembatan Slamet di Kampung Qurnia Mataram karena dituduh pungli oleh aparat keamanan. Padahal, pungutan seikhlasnya itu tak pernah dipermasalahkan warga.

Lagi pula, pungutan untuk biaya perbaikan dan perawatan. Pengelola juga sudah menghabiskan uang sekitar Rp1 miliar untuk membangun jembatan tersebut. Termasuk pengadaan alat penerangan.

Ketut Suwata, anak buah Wayah Slamet, pengelola jembatan ditangkap aparat Polres Lampung Tengah dengan tuduhan pungutan liar beberapa waktu lalu. Ketut akhirnya dilepaskan kembali. Usai kejadian itu, Wayan menutup jembatan karena khawatir ditangkap dan dituduh pungutan liar.

Pengelola Jembatan Slamet, Wayan Slamet, di rumahnya di Trimulya Mataram, menuturkan, Sabtu, 17 November 2018, jembatan dibuka tahun 1986.  "Waktu itu masih menggunakan perahu, kemudian saya bangun jembatan dan meminta uang seikhlasnya kepada pelintas. Uang nantinya digunakan untuk perbawatan dan perbaikan. Sampai sekarang tak ada masalah," katanya.

Keberadaan jembatan justru telah membantu warga Bandarejo yang mau ke pasar, Seputih Mataram, juga karyawan GGPC. "Anak sekolah, tukang ngarit semuanya gratis," kata dia.

Warga Seputih Mataram Deden mengatakan,  sejak jalan ditutup,  warga harus memutar jauh. "Tiap hari karyawan GGPC melintas di sini ada sekitar 900 orang. Warga ikhlas memberi uang jasa penyeberangan karena terbantu," ujarnya.

Tokoh masyarakat Seputih Mataram, Ponijan mengatakan penutupan jembatan menyebabkan aktivitas warga terganggu.

ZEN SUNARTO

1 comments:

  1. Tolong di buka lagi jembatan selamet,, karna warga udah mulai bingung, gara2 1 orang bilang pungli 1 kampung kena imbas nya

    BalasHapus