Ketika Desa Lebih Cepat dari Pemkab di Purwodadi, Lamteng

BANGUNREJO (14/11/2018) – Sebentar lagi, Holidin sudah 10 tahun menjadi kepala kampung di Purwodadi, Bangunrejo, Lampung Tengah. “Terasa begitu cepat, karena baru bisa berbuat banyak dalam empat tahun terakhir,” katanya.

Setelah memperoleh dana desa dari Tahun 2015, satu per satu jalan tanah di Purwodadi berubah. Dari panjang 10 km, pada Tahun 2019 sudah seluruhnya onderlag dan lapen 3,5 km. Tentu saja di luar pembangunan yang lain, seperti talud dan drainase.

Yang membuat ia malu di akhir jabatannya adalah jalan kabupaten. Selama 10 tahun hanya terbangun 1,5 km. “Alasannya macam-macam. Tetapi ketika kami berencana membangun jalan kabupaten, tidak diperbolehkan,” katanya.

Di luar itu, Holidin merasa cukup puas. Tidak ada lagi warga yang tidak memiliki WC. Masyarakat difasilitasi air bersih, yang disalurkan lewatkan paralon dan tower di beberapa lokasi. Bahkan di musim kemarau, mereka memiliki pompa untuk membagi air kepada petani. “Kita di ujung Irigasi Kali Ungu. Sering tak dapat air,” kata Holidin.

Dari anggaran dana desa Rp270 juta (2015), Rp639 juta (2016), Rp814 juta (2017), dan Rp820 juta (2018), Desa Purwodadi juga menyisihkan sekitar Rp140 juta setahun untuk bantuan modal kerja warga, yang disalurkan berupa pinjaman dari Bumdes.  Industri yang diberikan mulai dari pertanian, peternakan, perikanan, industri, dan keuangan. “Niatnya pelan-pelan menghindarkan warga dari tengkulak,” kata Holidin.

Meskipun pinjaman bergulir itu baru sedikit, Holidin gembira, karena sesuai data BPS, pendapatan per kapita warga desa itu naik. “Ekonomi maju. Sayangnya jalan kabupaten masuk ke daerah ini masih memprihatinkan,” katanya.

SIGIT S DAN MUSTOPA

0 comments:

Posting Komentar