Dahsyatnya Debu Vulkanik Anak Krakatau di Pulau Sebesi

PULAU SEBESI (25/12/2018) – Pantai Pulau Sebesi, Lampung Selatan, dikelilingi debu vulkanik Gunung Anak Krakatau mulai Senin, 24 Desember 2018. “Waktu tsunami belum ada, tapi sejak kemarin, debunya semakin parah, menyeluruh ke seluruh pantai,” kata M. Yusuf,  Kepala Dusun Ujau, Rajabasa, Selasa, 25 Desember 2018.

Menurut M. Yusuf, devu vulkanik Gunung Anak Krakatau terus dihempas ombak ke pinggir pantai. Ia juga melihat, dalam waktu sementara, dampaknya buruk terhadap biota laut di sekitarnya. “Air laut menjadi hitam dan cokelat,” katanya.

Berjarak tempuh sekitar tiga jam dari Gunung Anak Krakatau, Kepala Dusun itu mengatakan percikan api gunung legenda itu sudah terlihat selama sepekan terakhir. Saat tsunami datang pada 22 Desember 2018, percikannya terus bertambah. “Hampir setiap menit ada percikan,” katanya.

Sumarno, petugas pemantau di Sebesi membenarkan erupsi dan tremor Gunung Anak Krakatau mencemaskan.  Mereka tidak bisa melapor secara akurat karena peralatan di gunung tersebut rusak. “Kami hanya mengamati secara manual,” katanya.

Sesuai perintah dari Departemen Geologi, demikian Sumarno, Gunung Anak Krakatau masih siaga satu. Belum aman untuk didekati, masih mengeluarkan asap hitam dengan intensitas tebal di atas puncaknya, dengan ketinggian mencapai 300 hingga 600 meter di atas puncak kawah.

Gunung Anak Krakatau tremor terus-menerus, amplitudo 9 hingga 35 milimeter (dominan 25 mm). Suhu udara di gunung, yang tingginya 338 meter itu 24 hingga 31 derajat Celsius.

CHEPIEN RAYDINESYA

0 comments:

Posting Komentar