Dahsyatnya Tsunami Luluh Lantak Pantai Lampung Selatan

BANDARLAMPUNG (23/12/2018) – Hingga Senin dinihari, 24 Desember 2018, separah apa dampak tsunami di Lampung Selatan belum seluruhnya terdata.  Sudah 60 jenazah terindentifikasi, tetapi masih ada kemungkinan terus bertambah.

BPBD Lampung Selatan masih mendata berapa ratus rumah yang hancur atau rusak. Belasan ribu warga masih mengungsi di Bandarlampung dan Lampung Selatan. Di Ibukota Provinsi Lampung, warga dua kecamatan memilih tidur di rumah keluarga, Masjid Al-Furqon, dan Kantor Pemprov. Masyarakat Rangai, Tarahan, Kalianda, dan Rajabasa, naik ke atas gunung.

Achmad Rafli, prakirawan BMKG Panjang, mengatakan tsunami di Lampung pada malam Minggu, 22 Desember 2018 akibat tiga hal yang datang bersamaan: Angin kencang 20 knot, air laut pasang maksimum, dan gunung Anak Krakatau erupsi. Sama sekali tidak ada pengaruh gempa.

Hingga Minggu Dinihari, situs BMKG masih memakai istilah gelombang tinggi. Namun melihat dampaknya, istilah diubah menjadi tsunami Selat Sunda pada pagi harinya.

Menurut Rafli, pasang surut air laut masih terus terjadi hingga 26 Desember mendatang. Menjadi tsunami membahayakan atau tidak tergantung dari tiga unsur (angin, longsor, dan anak Krakatau). 

Itu sebabnya ia masih memperingatkan warga di pinggir pantai tetap waspada dan meminta masyarakat tidak naik feri pada malam hari.

DEDI KAPRIYANTO DAN JUHARSA ISKANDAR

0 comments:

Posting Komentar