Difabel Lampung Tengah Bebas Belenggu Belas Kasihan

WAYPENGUBUAN (1/12/2018) - Keterbatasan fisik karena menyandang difabel justru membuat H Haryono, warga Lampung Tengah, bebas dari belenggu ketergantungan dan belas kasihan orang lain, termasuk uluran tangan perbankan. Ia bisa berusaha mandiri menjadi tukang jahit.

Bersama istrinya, Hj Mirah, ia bahu membahu membangun usahanya tersebut, hingga bisa menyekolahkan dua anak sampai cucunya. Mereka juga bisa berbagi dengan warga sekitar, 20 orang dipekerjakan.

Para pekerja bekerja di rumah masing-masing dan dibelikan mesin jahit dan obras. Cara itu membantu mereka terutama kaum ibu tidak meninggalkan kewajibannya mengurus suami dan anak-anaknya.

Haryono berusia 65 tahun dan istrinya Mirah berusia 71 tahun, memulai usaha tahun 1988, bermodalkan hanya dua mesin jahit dan obras. Nama usahanya Penjahit Barokah, dijalankan di rumah mereka di Dusun Ketiau, Kampung Lempuyang Bandar, Kecamawan Waypengubuan, Lampung Tengah.

"Usaha kami perlahan berkembang setelah mendapat bantuan PT Great Giant Pineapple. Kami jadi mitra binaan terus mendapat order bikin seragam pekerja perusahaan," kata Hj Mirah, Sabtu, 1 Desember 2018.

Haryono menambahkan, kekurangan fisiknya tidak menjadikan dirinya berkeluh kesah. "Semua masalah bisa saya selesaikan dengan modal kegigihan," kata dia.

Ia mengatakan, semua urusan usaha jahit tidak diserahkan kepada siapapun, termasuk anak-anaknya yang kini berada di Lampung dan Tangerang. "Saya bisa menangani sendiri, masih bisa bertanggungjawab untuk keluarga. Dan usaha saya juga tidak pernah mendapatkan bantuan dari bank," ujarnya.

Karena usahanya itu Haryono dan Mirah bisa membangun rumah, bersedekah, membantu mendirikan taman pendidikan Al Quran. "Banyak yang dikeluarkan ternyata makin banyak yang kami dapatkan. Alhamdulilah," kata Haryono.

Senior Manager Sustainability GGF Arief Fatullah mengatakan, perusahaan ingin memberikan nilai tambah bagi warga sekitar dengan cara membuat program kemitraan. Salah satunya membina 600 penjahit yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah.

"Mereka kami berikan pelatihan skill dan manajemen agar bisa berusaha baik. Perusahaan juga membutuhkan bantuan dari mitra seperti pengadaan seragam pekerja yang jumlahnya mencapai ribuan potong," kata Arief.

ZEN SUNARTO

0 comments:

Posting Komentar