Harmain, warga Pekon Badak, Limau, Tanggamus, mengatakan jika hujan turun, warga terus bersiaga. Sungai di sana terus mendangkal dan menyempit, lalu air meluber ke mana-mana. “Satu-satunya jalan keluar mengeruk sungai atau memperlebarnya,” katanya.
Setelah dua pekan diserang banjir, Harmain mengatakan belum melihat Pemerintah mana pun turun tangan. Jalan menuju tempat mereka bermukim baru bisa dilewati sepeda motor. “Mungkin, jalan harus mulus dulu, baru pejabat Pemerintah ke sini,” katanya.
Warga Kelumbayan, terutama Pedukuhan Lubuk Kejung, Pekon Umbar, juga ketar-ketir melihat air sungai naik. Sudah hampir dua pekan, aktivitas warga di sana berhenti total. Banyak pelajar yang tidak berangkat ke sekolah.
Emik, warga Pedukuhan Lubuk Kejung, Kelumbayan, mengatakan hanyutnya jembatan gantung, membuat para pelajar harus melewati sungai jika ke sekolah. Ini membuat orangtua was-was. “Akhirnya meminta anak tidak sekolah,” katanya.
Sejumlah relawan masih berada di Kelumbayan membantu warga. Kariskun, warga Bandarlampung, mengatakan mereka sudah berhasil mengumpulkan separo anggaran untuk membangun kembali jembatan gantung di Kelumbayan.
Jika seluruh donasi terkumpul akhir Desember ini, mereka mulai bekerja. “Kasihan warga dan anak-anak sekolah,” katanya.
MAULANA AS
Do you need Personal Loan?
BalasHapusBusiness Cash Loan?
Unsecured Loan
Fast and Simple Loan?
Quick Application Process?
Approvals within 4 Hours?
No Hidden Fees Loan?
Funding in less than 72hrs
Get unsecured working capital?
Email us: fastloanoffer34@gmail.com
Whats-app us on +918929509036