Saat banjir datang pukul 10.00 malam dan air sudah seleher, demikian Eka, yang ia ingat cuma menyelamatkan ibunya, ketika semua orang ingin menyelamatkan diri masing-masing. “Takut Ibu mati. Udah tua. Cuma satu lagi,” ujarnya.
Dari seribuan rumah yang terkena banjir di Rangai dan Tarahan, rumah Ekawati salah satu yang rusak karena tertimpa tembok SD Negeri setempat. Nyaris tidak ada perhatian kepada ibu paro baya itu. Baru SAR LP3UI Bandarlampung yang mengevakuasi ke tempat yang lebih layak, karena rumahnya sudah tak layak pakai.
Masudiyanto, SAR LP3UI Bandarlampung, mengatakan warga di Rangai dan Tarahan memerlukan banyak tenaga untuk membersihkan lingkungan mereka dari lumpur banjir. “Belum lagi dampak kesehatan beberapa hari ke depan,” katanya.
DEDI KAPRIYANTO DAN CHEPIEN RAYDINESYA
0 comments:
Posting Komentar