KALIANDA (26/12/2018) – Tak banyak yang mengira erupsi
Gunung Anak Krakatau membuat tsunami di Lampung dan Banten, Sabtu malam, 22
Desember 2018. Termasuk Syaiful, pegawai Dinas Kehutanan, yang sehari-hari patroli di sana.
Menurut Syaiful, pada pukul 16.00 sore, suasana di sekitar
Anak Krakatau masih tenang. Dua jam kemudian, sekitar pukul 18.00 gelombang di
Selat Sunda berubah ektsrem. Penasaran, mereka mendekati gunung legenda
itu hingga jarak 1 KM. Mereka menyaksikan lima kali semburan pada pukul 21.00.
Syaiful selamat dari tsunami karena berada di tengah laut.
Mereka baru menyadari kerusakan setelah tiba di Pulau Sebesi. Rumah-rumah di
sepanjang pantai habis tersapu tsunami.
Dari Jakarta, Kepala
Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memastikan sebagian
lereng di barat daya Anak Krakatau runtuh dan 64 hektare longsor pada Sabtu
Malam 22 Desember. “Hasil Citra Satelit Jepang,” ujarnya, Rabu, 26 Desember
2018.
DEDI KAPRIYANTO
0 comments:
Posting Komentar