5 Hari 5 Malam Terdampar di Pulau Sertung, Krakatau

RAJABASA (1/1/2019) – Jumroni, satu dari tiga nelayan Sukaraja, Rajabasa, Lampung Selatan, yang dievakuasi Sabtu, 29 Desember 2019. Ia selamat dari letusan Gunung Anak Krakatau dan tsunami setelah terdampar 5 hari 5 malam di Pulau Sertung.

Seperti 15 nelayan lainnya, ia tidak menyangka Anak Krakatau bakal meletus malam itu. Sore harinya mereka sempat masak dan makan di sana, sebelum mencari ikan ke sekitar Pulau Sertung, setengah jam naik perahu biasa.

Tidak lihat pijaran Anak Krakatau? “Kami menganggapnya sudah biasa. Sudah berlangsung bertahun-tahun,” katanya.

Sekitar pukul 08.00 Sabtu Malam, 22 Desember 2018, Jumroni melihat Gunung Anak Krakatau mengeluarkan api lebih besar. Mereka juga masih menganggap biasa. Namun begitu tsunami setinggi 12 meter datang, mereka baru kaget. “Kapal pecah, saya terombang-ambing selama dua jam,” katanya.

Saat sadar dengan tidak, sebuah balok besar menghantam tubuhnya, yang kini membuat memar di bagian rusuk sebelah kanan. Namun kayu itulah yang membawanya ke Pulau Sertung, sebuah pulau tidak berpenghuni, di sekitar kawasan Krakatau.

Lima hari lima malam Jumroni di sana. Hanya minum air laut yang bercampur debu vulkanik, kelapa, dan buah lahu, sambil mengumpulkan sejumlah kayu, membangun  rakit. 

Kamis, 27 Desember 2018, ia memutuskan berenang dengan rakit menuju Pulau Sebesi. Karena dipengaruhi cuaca dan ombak, ia tiba di bagian lain Pelabuhan tersebut, yang sudah tanpa penghuni, karena dievakuasi. “Terpaksa “mengambil” motor orang agar tiba di tempat keramaian,” ujarnya.

Jumroni dievakuasi pada malam Jumat. Saat itu ia mendengar temannya satu rombongan, Sahiri, selamat. Mereka berdua dibawa ke RS Bob Bazar Kalianda. Meskipun belum diperbolehkan pulang pada Sabtu, 29 Desember 2018, ia kabur.
“Saya sangat rindu keluarga,” katanya.

Jumroni memiliki tiga puteri berparas ayu. Kedua buah hatinya itu jugalah yang mendorong dirinya berjuang sekuat tenaga bisa selamat dari letusan Gunung Anak Krakatau dan tsunami.

DEDI KAPRIYANTO

0 comments:

Posting Komentar