pTzHC95kDouQYrsREyhoYFkgZJIas4EQAFJtLwOS
Bookmark

Kisah Anak Down Syndrome Tumbuh Remaja di Jalanan Lampung

BANDARLAMPUNG (28/1/2018) – Namanya Amelia. Usianya kini 19 tahun, tetapi tampak masih berumur 9 atau 10 tahun. Pada Senin Sore, 28 Januari 2019, ia membuat heboh di sekitar Jalan Basuki Rahmat, Bandarlampung: pingsan di pinggir jalan.

Adalah Lida Pratiwi, pegawai Dinas Sosial Lampung, yang melihat pertama. Ia meminta kaum pria membopongnya ke ruang tamu Dinas Sosial, menidurkannya di sofa berwarna cokelat di sana. “Dia sering ke sini,” ujar Lida.

Menurut Lida, Amelia seorang anak idiot. Mereka mengenalnya karena sering berada di jalanan, kaki lima, dan lampu merah, meminta-minta kepada orang yang lewat atau pengendara kendaraan roda dua dan empat.

Tikno, petugas disabilitas Dinsos Lampung, mengatakan, belakangan Amelia dilaporkan sering “mambaret” kendaraan. Sering usil dan mangagetkan pengendara di Lampu Merah. Kabur jika direhabilitasi di Dinas Sosial. Selain di Bandarlampung, mereka juga pernah menemukannya di Kota Metro.

Namun, Lida Pratiwi mengatakan, anak idiot yang sudah remaja itu paling senang datang ke Dinas Sosial. Sering menitip uang, karena takut ditangkap polisi. “Uangnya untuk beli nasi bungkus atau membeli sayuran sebelum pulang ke rumah,” katanya.

Setelah istirahat sejenak, diberi obat dan makan nasi bungkus oleh Lida Pratiwi, petugas Dinas Sosial memutuskan membawa pulang ke rumahnya di Jalan Saleh Raja Kusuma Yuda No. 46 RT 09 LK2 Sukarame 2, Teluk Betung Barat, atau yang lebih dikenal dengan daerah Sumur Putri.

Lumayan jauh Amelia berjalan setiap hari. Mutia, sang ibu, membiarkannya karena tidak bisa mengontrol lagi. “Dikurung dia teriak-teriak,” ujar wanita berusia 43 tahun itu.

Menurut sang ibu, mereka sudah berusaha mengobatinya, termasuk ke RS Jiwa. Ditolak karena dinilai bukan mengalami penyakit kejiwaan. Tikno menyarankan Mutia membawa Amelia ke pesantren. Cara ini ternyata belum pernah mereka lakukan.

DEDI KAPRIYANTO DAN DODI RAHMADI

0

Posting Komentar

-->