Letusan Anak Krakatau: BMKG Pasang Pemantau Laut

BANDARLAMPUNG (12/1/2018) – Letusan Anak Gunung Krakatau dan tsunami Selat Sunda Sabtu Malam 22 Desember mulai membuka mata Pemerintah. BMKG memasang pemantau ketinggian laut di Pulau Sebesi, Bakauheni (Lampung), Merak, Labuhan, dan Ujung Kulon (Banten).

Kepala BMKG Maritim Panjang Bandarlampung Sugiyono mengatakan peralatan semacam “water level” itu dipasang setelah letusan Anak Krakatau dan tsunami Selat Sunda, yang menewaskan setidaknya 433 orang, melukai 1.941 warga lainnya. Di Lampung, 118 meninggal, 6.379 luka,  dan 7 hilang.

Tidak ada peringatan dari Pemerintah soal letusan Anak Gunung Krakatau dan Selat Sunda. Pada saat tsunami mengggulung warga di Lampung dan Banten, BMKG Pusat menyebutnya sebagai gelombang tinggi, lalu berubah menjadi efek bulan purnama, berubah lagi menjadi longsoran laut, dan akhirnya akibat letusan Anak Gunung Krakatau.

Sugiyono mengatakan, sebelum tsunami Selat Sunda, sejumlah peralatan pemantau gelombang air laut terpasang di Panjang, Kotaagung (Lampung), dan Ciwandan, Marina Jambu (Banten). Sedangkan peralatan "water level" tidak hanya memantau ketinggian laut, tetapi juga  letusan Gunung Anak Krakatau atau tsunami di pesisir Lampung dan Banten.

JUHARSA ISKANDAR

0 comments:

Posting Komentar