Menembus Gunung Anak Krakatau, 9 Hari Setelah Meletus

KALIANDA  (31/12/2018) – Meskipun bersama marinir dan diawasi helikopter, menembus Gunung Anak Krakatau dari Dermaga Bom, Kalianda, Lampung Selatan, Senin, 31 Desember 2018, masih menjadi perkara yang sulit.

Ombak di sekitar Gunung Anak Krakatau masih 4 meter. Bisa lebih jika berhasil didekati. Letda marinir Pandu Wahyu Prabowo, yang memimpin Brigif 4 Marinir, memutuskan pulang, dengan pakaian sudah beberapa kali basah dari Dermaga Bom.

Perjalanan ke Gunung Anak Krakatau dilakukan untuk mencari nelayan yang hilang. Menurut warga Sukaraja, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, masih 7 orang. Mereka berangkat 15 orang dengan 8 perahu. 1 pulang meninggal, 7 selamat, setelah berenang dari 16 hingga 24 jam antara Gunung Anak Krakatau, Sertung, Panjang, dan Sebesi.

Dari tinggi ombak pada Senin, 31 Desember, 9 hari setelah letusan Gunung Anak Krakatau, yang kemudian menimbulkan tsunami dan menewaskan 117 warga Lampung, susah membayangkan nelayan yang selamat berenang di sana.

Letda Pandu mengatakan, bersama Basarnas, mereka masih terus mencari Ahmad Hafid, nelayan yang tertinggal dari kawanannya. Ia menduga warga Sukaraja, Rajabasa, Lampung Selatan itu, kembali mengarah ke Pulau Panjang.

15 orang nelayan Sukaraja, Rajabasa, Lampung Selatan, berangkat mencari ikan ke sekitar Gunung Anak Krakatau pada pukul 10.00 Sabtu, 22 Desember 2018. Mereka terjebak tsunami dan letusan Anak Krakatau pada pukul 20.00. 

DEDI KAPRIYANTO

0 comments:

Posting Komentar